ContohCerita Pendek Pengalaman Pribadi. Jadi pada contoh cerita pendek pengalaman pribadi ini saya akan menyampaikan berbagai jenis kisah dengan berbagai makna juga. Tapi ada 1 hal yang menjadi perhatian, yaitu struktur. Struktur cerita pendek yang baku memiliki banyak hal, sedangkan saya saat ini hanya akan menyampaikan cerita sederhana.
ContohCerpen Persahabatan Cuitan Dokter from www.cuitandokter.com. Kasih sayang orang tua pun yang kelihatannya sederhana bisa dibuat cerpen sehingga menjadi contoh cerpen singkat tentang kasih sayang orang tua. Cara menulis cerpen pengalaman pribadi, anda dapat menggunakan pronomina orang pertama "aku" untuk membawa pembaca di sepanjang
A Menelaah Teks Cerpen berfokus pada Struktur Teks Cerita Pendek; B. Menelaah Teks Cerpen berfokus pada Kebahasaan Cerita Pendek; C. Contoh Soal; Video yang berhubungan (1) Bagian cover buku, (2) tokoh dan penokohan, (3) judul subbab, (4) bahasa yang digunakan.
TopPDF ANALISIS GAYA BAHASA PADA CERPEN KARYA SISWA Analisis Gaya Bahasa Pada Cerpen Karya Siswa SMA Batik 1 Surakarta Tahun 2011/2012. dikompilasi oleh 123dok.com. Upload Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide, pikiran dan gagasan kepada pihak lain dalam suatu masyarakat. Secara
memerhatikanunsur-unsur pembangun cerpen. Materi : Cerita pendek Tugas 1. Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman hidup yang kamu alami sendiri ataupun pengalaman orang lain! 2. Tentukanlah topiknya yang menarik dan dianggap khas atau langka! 3. Catatlah kata-kata kunci yang berkaitan dengan topic, lalu susunlah menjadi kerangka
MenulisCerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain; BAB 10 SOSIAL. Mendengarkan dan Menyimpulkan Isi Informasi; Menyusun Teks Pidato; Mendiskusikan hubungan Isi Puisi dengan Realitas Alam, Sosial Budaya, dan Masyarakat; Merangkum Isi Informasi dalam Beberapa Kalimat dengan Membaca Memindai;
cerpenberdasarkan kisah pengalaman orang lain lebih baik dibanding kelas yang menggunakan model Problem Based Instruction (PBI). Penelitian oleh Subyantoro dan Mubarok (2017) Keefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model Sinektik dan Model Kreatif-Produktif pada Peserta Didik SMA Berdasarkan Tipe Pemerolehan Informasi. Hasil penelitian
Menuliscerpen berdasarkan pengalaman orang lain tidak jauh berbeda dengan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi. Hal pertama yang harus anda lakukan adalah mendata pengalaman-pengalaman orang lain yang sekiranya menarik untuk dibuat cerpen. Pilihlah satu saja dari berbagai pengalaman tersebut yang paling mudah Anda pahami tanpa
1 Kami Kelompok 10, Mempresentasikan: Mengungkapkan pengalaman sendiri dan orang lain dalam cerpen 2. GURU PEMBIMBING Wardah S. Pd 3. ANGGOTA KELOMPOK 10 Wahyu Ramadhan Purwomundito Wanda Nur Aisyah Widiyana Ramayanti Wulan Permata Sari 4. PENGERTIAN PENGALAMAN Pengalaman adalah peristiwa yang benar-benar pernah dialami.
Menuliscerpen berdasarkan pengalaman orang lain Cerpen adalah dunia klhayalan atau rekaan pengarang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya adalah peristiwa fiktif, tetapi cerpen atau novel yang berhasil dapat membangun sebuah kisah yang hidup dan seolah-olah benar terjadi.
Berdasarkanpenjelasan tersebut, tema adalah salah satu unsur yang tak lepas dari cerpen. Tema berkaitan dengan inti cerita cerpen. Tema dalam cerpen dapat berasal dari kehidupan sehari-hari, pengalaman penulis, ataupun pengalaman orang lain. Dengan demikian, tema cerpen adalah gagasan yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita.
162 Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) 3. Kelas XI, Semester 1. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. 8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi. 8.2 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (pelaku, peristiwa, latar) 6. Kelas XII, Semester 2.
MenulisCerpen Berdasarkan Kehidupan Orang Lain Dalam dokumen Bahasa Indonesia IPA IPS Kelas 12 Kastam Syamsi dan Anwar Efendi 2010 (Halaman 84-86) Menurut Sumardjo (2004:74), menulis cerpen pada dasarnya menyampaikan sebuah pengalaman kepada pembacanya. Menulis cerpen bukan sekedar "memberitahukan" sebuah cerita. Banyak orang memiliki
TeksCerpen Disukai Diunduh 4 Dilihat 12. luring. Penulis: Israwati Amir : Diterbitkan: 14 Juni 2022 19:49 RPP ini berisi tentang pembelajaran dalam mengidentifikasi unsur-unsur pembangun cerpen dan menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain. Pembelajaran dalam RPP ini menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (Berpikir
16Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen 16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) 16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) Kelas XI, Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mendengarkan 1.
1yDL. Contoh Cerpen Tentang Pengalaman Diri Sendiri Mind Books - Here's Contoh Cerpen Tentang Pengalaman Diri Sendiri Mind Books collected from all over the world, in one place. The data about Contoh Cerpen Tentang Pengalaman Diri Sendiri Mind Books turns out to be....contoh cerpen tentang pengalaman diri sendiri mind books, riset, contoh, cerpen, tentang, pengalaman, diri, sendiri, mind, books LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Recommended Posts of Contoh Cerpen Tentang Pengalaman Diri Sendiri Mind Books Conclusion From Contoh Cerpen Tentang Pengalaman Diri Sendiri Mind Books Contoh Cerpen Tentang Pengalaman Diri Sendiri Mind Books - A collection of text Contoh Cerpen Tentang Pengalaman Diri Sendiri Mind Books from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post
Hastag Pengacau Karya Mia Riska Rahmawati Jarum-jarum penunjuk angka terus berputar. Lebih dari dua buah sudut dibentuk olehnya. Bola mataku tak pindah fokus dari dua benda mengerikan yang berada di dekatku. Lembar kerja kosong tanpa revolusi dan jarum jam yang selalu berotasi. Terlihat jelas perbedaan antara dua benda ini. Mendambakan posisi juara dalam sebuah perlombaan dengan modal instan. Kurasa mustahil. Ditambah lagi dengan tipe penunggu inspirasi sepertiku. Mengharapkan ide-ide cemerlang dengan sendirinya datang padaku. Itu benar-benar ciri sikap konyolku. Sungguh konyol. Lembar kerja kosong ini tidak akan terisi sebelum waktu itu hampir tiba. Otakku terus memacu laju pikiranku. Menggambarkan karakter, setting, plot. Lagi-lagi semua ini masih betah tinggal di dalam kepalaku. Tak ada kerjasama antara jemari di atas keyboard dengan kepala ini. Sama sekali tak ada. Mataku lelah menatap lembar kerja putih berisi tiga buah kata ini. Hanya judul yang entah apa dan keterangan bahwa ini karyaku. Masih terus kupikirkan, menyusun kata-kata di dalam hatiku. Hatiku berisik, terus berbicara namun tak ingin berbagi cerita. Apa salahnya memberi tahu jari-jari yang terus menunggu ini. Jari ini hanya mampu bekerja setelah otak memerintahnya. Tapi hati? Kenapa hati tidak menyampaikannya pada otak? Dan kenapa juga otak tidak menngkap pesan dari hati? Jelas otak tak merespon, Hati saja tak ingin berbagi. Jemariku terus diam. Dengan mulut menganga dan mata memerah berkat perlakuan laptop sialan ini. “Ayo laptop! Rangkai kata-katamu sendiri. Ayo terisi! Isi lembar kerjamu sendiri dan beri piala itu untukku. “ Sikapku semakin konyol. Menggerutu hebat dengan benda mati ini. Dia tidak dapat menjalankan programnya sendiri. Dia tidak mampu. Tapi, apa jemariku juga bisa disebut seperti benda mati? Menunggu perintah dari otak sebelum memulai pengetikan singkat saja harus dapat izin dari kepala ini. Tak kusadari sedikit demi sedikit kata terangkai dalam lembar kerjaku. Aku semakin bergairah. Jemariku bergoyang dengan tempo cepat. Cepat semakin cepat. 180 menit menuju detik-detik pengumpulan naskah. Hatiku berdebar, peluhku bercucuran. Terasa panas, otakku berasap. Air, ya aku butuh air. Jari-jariku terus mengetik, merangkai kata-kata yang kusebut sudah cukup indah. Kuangkat kepalaku ke atas, tangan kuulur ke depan dan berkata,”Come On Al, You can do it!”. Aku bisa melakukannya. Aku bisa. Aku bisa. Penghargaan itu pasti jadi milikku. Kata-kata yang datang dari hati akan diminati banyak orang. Kesesuaian tema dengan kondisiku sekarang sangat mendukung. Setiap kalimat yang kuciptakan murni dari hati. Berlatar belakang kekesalan dengan dua benda yang kuperhatikan sejak tadi. Dan kini? Tercipta sebuah cerita pendek pengalamanku sendiri. Tanpa berpikir panjang, kubuka akun e-mail dan kukirimkan naskah singkatku segera. “Alhamdulillah, selesai juga. Aku sudah cukup lelah, aku butuh tidur sekarang.” Terlihat deretan nama peserta lomba di salah satu situs web setelah beberapa hari pengumpulan naskah ditutup. Tak ada namaku, tak ada karyaku. Apa salahnya?Apa karena waktu singkatku? Kurasakan kesal di dalam dada. Kucari penyebab mengapa aku dapat gagal di perlombaan ini. Bergabung menjadi peserta pun tidak. Sebuah kiriman menyusul setelah pemberitahuan peserta. Kiriman tersebut menjelaskan kembali aturan-aturan yang telah mereka tetapkan. Aku sadar betul, itu kesalahan bodohku. Namun apa itu kesalahan fatal? Tidak mencantumkan hastag di depan judul naskahku. Ahhhh.. kesalku semakin menjadi. Mengupat, menggerutu hebat. Tapi.. Tapi ini kesalahanku juga. Niatku hanya mengirim dan mengikuti lomba, untung-untung jadi pemenang. Setelah berimajinasi menjadi juara dan mendapat royalti, nyatanya peserta pun tak lolos. Rambu itu penting. Aku tidak akan menjadi penulis hebat jika berpura-pura tak melihat aturan main dari redaksi. Penulis yang baik selalu mencari kesalahan dari naskah yang telah dia ciptakan. Merevisi kembali naskahnya dengan cara menjadi editor sukarela bagi dirinya sendiri. Menulis bukan soal kemenangan di suatu perlombaan. Namun menulis adalah hasil kerjasama antara pikiran, perasaan dan reaksi jemari. Kerjasama yang baik tentu akan menghasilkan karya yang luar biasa. Tulisan menarik akan menarik pembaca, mereka akan terpikat dengan laju cerita. Aku tak boleh memperparah keadaan dengan selalu mengupat mereka. Sama saja halnya dengan aku mengupat diriku sendiri. Jelas ini kesalahanku. Belum jadi penulis profesional namun sudah sombong terlebih dahulu. Perilaku konyol ini tidak akan terulang. Jemariku tentu tidak akan membuat kesalahan ketikan lagi. Hatiku juga tak ingin salah dalam penyampaian pesan. Otak jelas tidak akan salah memerintah jari-jari pengetik. Tiga organ tubuh ini sudah berkerja dengan baik. Namun kerjasama mereka dikacaukan oleh sikapku yang tak mendukung kinerja mereka. Baiklah, mulai saat ini. Hasil tulisanku untuk pembaca, sedangkan proses ini akan kunikmati bersama ketiga organ tubuhku yang baik hati ini. Terima kasih Tuhan, terima kasih telah mengirimkan tiga saudara ini ke dalam hidupku.
CONTOH CERPEN PENGALAMAN ORANG LAIN “KUTUKAN SEPINTAS MELODI” PEMENUHAN KD 18 DIBUAT OLEH “REYNALDO MONTOLALU KELAS X-I SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON Tak terasa setahun telah berlalu memberikan kenangan indah yang sulit untuk dilupakan, sinar mentari kembali menyinari wajah. Tak disadari Ricko terlelap ketika menistirahatkan tubuhnya yang diisi dengan segudang kepenatan, dan melambungkan pandangannya ke arah jalan raya di mana menjadi saksi bisu kisah yang terlanjur terukir dalam dirinya. Fanny telah meninggalkan dirinya dan meninggalkan kenangan yang masih ada hingga saat ini. Kini Ricko hanya sendiri dan terus melakukan aktivitasnya sebagai pegawai tetap disalah satu perusahaan tour and travel. Menghadapi urusan yang sulit untuk ditinggalkan membuatnya jarang untuk bersantai dan melepas kepenatan. Kerja hari ini berjalan seperti biasanya, tak ada hal yang menarik bagi Ricko kecuali kenangan yang kembali terngiang itu ketika ia dan Fanny selalu bersama. Malam ini ia harus menghadiri peringatan setahun kepergian Fanny dirumah tante dan om yang juga selalu menaruh perhatian terhadap Ricko, tiada kesedihan lagi terlukis dalam raut wajah orang tua Fanny, mereka sudah mengikhlaskan kepergiannya untuk menghadap Sang Pencipta. “ Eh, ada nak Ricko masuk nak, om dan tante sudah menunggumu”. “Oh ia tante, om”. Keluarga Fanny sangat baik padanya, mungkin sebagai tanda terima kasih karena selama masa hidupnya Ricko yang selalu memperhatikan Fanny. “Heh!!!! Kenapa kamu kembali kemari, apa belum puas membuat keluarga kami sakit hati???” ucapan pedas terlontar dari Mega adik Fanny yang mungkin masih belum dapat menerima dan merelakan kepergian kakak satu-satunya. “Rumah ku tuh,,sepi tidak ada kakak dan itu semua gara-gara kamu!!!” tambah Mega. “Mega apa-apaan kamu ini, mama itu tidak mengajarkan kamu tidak sopan seperti ini. Apa maksud kamu bentak bentak nak Ricko, ini bukan salahnya dia. Fanny memang sudah saatnya dipanggil Sang Pencipta, dan kamu harus menerima itu” tegas mamanya Mega. “Ia nak seharusnya kamu harus berterima kasih kepada nak Ricko karena dia yang menjaga kakak kamu semasa hidupnya” tambah papanya. Mendengar semua percakapan itu Ricko hanya diam saja dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun, juga sudah tidak enak hati untuk menghabiskan secangkir teh yang dipegangya. “Nak Ricko, tidak usah dimasukkan ke dalam hati yah semua perkataan Mega tadi, mungkin dia masih sulit untuk melepaskan kakaknya yang selalu bersamanya” “Oh,ia tidak apa-apa kok tante mungkin saya juga yang tidak menjaga Fanny dengan sebaik mungkin” “Ah tidak kok nak, ini sama sekali bukan salahnya kamu ini memang sudah waktunya saja. Ayo nak habiskan tehnya” “Oh,ya tante sebaiknya Ricko kembali dulu yah. Nanti kapan-kapan kalau ada waktu Ricko kembali lagi kemari, yah tane, om” “Loh, kenapa sudah mau pulang ? Tapi baiklah toh nak Ricko harus bekerja kembali besok, hati-hati yah nak” kata tante dengan sedikit ragu-ragu. Malam ini ia menghabiskan waktunya dengan bermain piano tua di gedung kuno yang biasanya dimainkan bersama dengan Fanny. Lagu “Fur Elise” membuat suasana lebih terasa tenang. Sampai sebuah bunyi yang berasal dari rak buku membuatnya terhenti, ternyata sebuah kotak yang berasal dari atas rak yang dipenuhi oleh buku-buku yang sudah tua, ia melirik dan kemudian menghampirinya. Kotak berwarna hitam yang penuh debu, Ricko segera mengambilnya kemudian membersihkannya. Tertulis sebuah tulisan “Kenangan indah yang tidak akan pudar”. Ia sedikit bingung dengan arti tulisan itu, kemudian ia beranjak dari tempat itu. Tak lupa dibawanya kotak musik itu. Kemudian di kasurnya sambil meMegang kotak music itu, diliriknya bentuk kotak music itu dan seperti ada ukiran sebuah nama Flaverda Lavenium. Mengapa di tempat seperti itu ada benda seperti ini? Untuk mengatasi semua rasa penasarannya, ia mencoba untuk membuka kotak music itu. Tetapi tak berhasil kotak itu terkunci. Rasa penasaran terus membelenggu dirinya, kemudian ia tertidur. Krrrrrrringgg……. Kringggggg bunyi alaram yang sudah menunjukkan jam pagi terus berbunyi sampai pada akhirnya ia terbangun. Waktu untuk bekerja dan memulai hari yang baru, walaupun ada semangat yang baru dalam dirinya namun rasa penasaran itu masih terngiang terus di benaknya bahkan sambil melambungkan mobilnya ia terpikir untuk kembali ke gedung tua itu akhirnya keputusan itu diambilnya dan memutar balik mobilnya kearah ujung jalan dan menemukan gedung tua itu. Tak ia sadari ada seorang bapak tua yang memperhatikannya sedari ia masuk ke gedung itu. Kakek itu bepakaian ala orang Spanyol yang sepertinya adalah orang yang merawat gedung itu. Sempat terpikir juga dalam diri Ricko bahwa Flaverda Lavenium nama yang terukir di kotak music itu pernah tinggal ditempat ini karena nama itu tampak seperti nama orang Spanyol. Tanpa rasa takut, ia menghampiri bapak tua itu yang akan beranjak pergi dari tempat itu dan menemukan dirinya terbatuk-batuk seperti belum makan selama beberapa hari. “Permisi pak, apa bapak penjaga gedung ini?” katanya dengan sedikit rasa ragu-ragu. Bapak tua itu tetap melanjutkan perjalannya dan sepertinya tidak menghiraukan perkataan Ricko, tampaknya bapak tua itu sedang menuju ke ruangan tempat piano yang biasanya dikunjungi Ricko. Awalnya tempat itu tidak sengaja ditemukan ketika dia dan Fanny berteduh saat hujan. Pada saat itu Ricko menyusuri setiap tempat di gedung itu, karena rasa ingin tahu yang tinggi. Tak sengaja ia menemukan ruangan berisi piano yang agak tua dan memainkannya. Waktu demi waktu pun berjalan, dalam membangun cintanya dengan Fanny mereka sering mengunjungi tempat itu didukung pula dengan kemampuan yang mereka miliki yaitu bermain piano. Tetapi dalam setiap saat mereka mengunjungi tempat itu mereka tidak pernah bertemu dengan bapak tua yang dilihat Ricko. Sebenarnya siapa dia? Kembali Ricko menegur bapak tua itu dengan membawa dirinya semakin mendekat kearah bapak itu dengan harapan ada sahutan balik yang dibalas oleh bapak tua itu. “Permisi, pak kalau boleh tahu bapak penjaga gedung ini yah?” kalimat itu kembali lagi terucap oleh Ricko “ Ia, memangnya kamu siapa? Mengapa kamu datang kemari?” jawab bapak itu dengan nada yang suram. “Saya Ricko pak, dan sebenarnya ini bukanlah kunjungan yang pertama bagi saya, saya datang kemari sudah sejak sekitar dua tahun lalu dan sebenarnya saya belum pernah melihat bapak. Memangnya selama ini bapak kemana? Mengapa saya baru bertemu bapak sekarang?” “Itu bukan urusanmu, jadi sebenarnya mengapa kamu datang kemari ? “ “Jadi begini pak kemarin saya datang ke tempat ini dan saya menemukan sebuah kotak musik yang setelah saya periksa tertulis sebuah nama Flaverda Lavenium sebenarnya dia itu siapa pak apa bapak mengenalnya? “ Tanya Ricko dengan penuh rasa penasaran. “Flaverda Lavenium, dia adalah pemilik rumah ini kira-kira sejak lebih dari seratus tahun yang lalu tinggal di rumah ini keluarga mereka adalah keluarga yang tidak dikaruniakan anak dan saya adalah cucu dari penjaga rumah ini segala keperluan rumah ini adalah tanggung jawab dari kakek saya, memang saya tidak pernah melihat pemilik rumah ini karena sangat tidak mungkin untuk melihatnya dengan waktu yang sudah terlampau lama. Semua tentang rumah ini hanya diceritakan oleh ayah saya. Keluarga ini tidak pernah dikaruniai anak sampai mereka meninggal. Kematian mereka sangatlah tragis, mereka akhirnya bunuh diri karena sampai tua tidak mendapatkan anak. Akhirnya sebagai bentuk pengabdian kepada keluarga ini, kakek dan ayah sayalah yang menjaga rumah ini sehingga sampai zaman sekarang ini rumah ini tetap ada” Ricko termangu mendengar penjelasan dari bapak tua itu. “Jadi selama ini saya masuk seenaknya ke rumah yang ternyata masih ada penjaganya yah pak? Kalau begitu saya minta maaf dengan segala kelancangan saya” “Sebenarnya setahun lebih yang lalu ada seorang wanita yang kira-kira berusia dua puluh lima tahun datang kemari dan kebetulan saya sedang ada ditempat ini, ia masuk ke ruangan piano dan menemukan kotak musik itu dibukanya kemudian dengan membawa kuncinya ia pergi meninggalkan tempat itu kira-kira pada tanggal 17 Maret 2001.” “Apaa.…? Itu kan tanggal dimana Fanny meninggal, sekarang aku tahu dia kecelakaan sepulang dari tempat ini, astagaa….Fanny” Rasa kepedihan itu kembali timbul dalam dirinya, ia juga mengingat hari itu adalah hari dimana mereka janjian untuk bermain piano tetapi Ricko tidak dapat memenuhinya karena ada urusan yang terlampau penting, dan berarti pada saat itu tanpa ditemani Ricko Fanny pergi sendirian saja. “Jadi seperti itu ceritanya, mungkin itu adalah kutukan dari alat music itu karena menurut cerita pemilik rumah ini mati dengan meMegang kotak music itu. Mereka bunuh diri ditemani alunan musik yang keluar dari kotak itu”. “Kutukan ? Dimasa sekarang ini mana ada yang namanya kutukan? Ini memang adalah waktunya dia untuk menghadap sang pencipta” Ricko langsung meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumahnya dia tidak bekerja hari ini Di jalan menuju rumahnya ia teringat dengan kalung yang berbuahkan sebuah kunci, yang dipegang Fanny pada saat terjadi kecelakaan ia merasa bahwa itu adalah kunci yang dapat membuka kotak music itu, dengan kecepatan maksimal ia mengendarakan mobilnya semakin cepat untuk Megambil kalung itu yang ia letakan di laci kamarnya. Sesampainya tanpa basa basi lagi ia langsung naik ke atas dan segera mendapatkan tujuannya .Diambilnya kalung itu dan dipasangkan ke kotak musik itu. Ternyata pas dan “klik” kotak music itu terbuka dan lagi-lagi musik dengan irama Fur Elise terdengar menyimpan berbagai misteri. Lagu itu berjalan terus dan mengheningkan suasana. Tiba-tiba seberkas cahaya keluar dari kotak music itu dan secepatnya Ricko membuang kotak music itu di atas tempat tidurnya. Dan… hal yang tak terduga dan sangat mustahil terjadi. “Ka… kamu Fanny ? Tidak mungkin!” “Ya, Ric aku Fanny terima kasih kamu telah menyelamatkanku, sebenarnya ketika aku membawa kunci kotak music itu jiwaku terhembus masuk di dalam kotak itu melalui kuncinya dan sebenarnya ketika kecelakaan itu terjadi jiwaku memang sudah tidak ada lagi, kamu boleh tidak percaya karena ini memang terasa tabu tapi memang seperti inilah yang terjadi Ric, kotak music itu memang membawa kutukan. Sekarang kamu harus membawaku ke jasadku supaya aku bisa hidup tenang Ric, dan jangan lupa supaya kamu menghancurkan kotak music itu” “Yah, aku memang sudah melepaskanmu Fan karna kita berada di antara dua dunia yang berbeda tapi apa aku harus mengatakan semua ini keorangtuamu?” “Sebaiknya tidak usah Ric aku tidak mau lagi menambah kesedihan mereka” “Baiklah Fan, sekarang ini juga aku akan membawa kamu ke tempat kamu dimakamkan” Tanpa rasa takut malam itu juga Ricko masuk ke pemakaman dan menggali kembali makam Fanny. “Terima kasih yah Ric, sekarang aku akan hidup dengan tenang” “Fan, aku selalu mencintaimu Fan”. “Ya, aku juga Ric. Kamu harus mencari penggantiku Ric, untuk memperhatikanmu. Selamat tinggal Ric” Kalimat terakhir yang dikatakannya, membuat Ricko hanya termangu melepaskannya. “Hey, sedang apa kamu disitu?” kata seorang penjaga kuburan sambil menghampirinya “Hmm, tidak kok pak saya hanya melihat makam matan pacar saya, saya sangat merindukannya pak” “Mengapa kamu bongkar makamnya, saya tahu…pasti kamu pencuri kan?” “Eh, bukan pak” Ricko ingin menjelaskan kepada penjaga kubur itu tetapi pasti akan sia-sia kerena pasti dia tidak akan percaya dengan apa yang telah terjadi. Karena panik Ricko lari meninggalkan pemakaman dan berhasil, tidak ada yang mengejarnya karena berhubung penjaga kuburan itu hanyalah seorang bapak yang sudah berusia tua. Untung saja setelah kejadian itu, tidak terkabar sampai kemasyarakat luas bahwa ada makam yang dibongkar oleh seorang pemuda yang masih mencintai pacar yang sudah meninggal. Mungkin karena setelah diperiksa tidak ada tanda-tanda pencurian yang terjadi dimakam itu. Setelah kejadian-kejadian itu Ricko selalu bekerja dengan baik, dan selalu bekerja dengan tepat waktu. Dikantornya Ricko terkesan supel dan beda dari biasanya, orang-orang semakin suka dengan sikap Ricko. Sampai pada suatu waktu…. “Ricko…” panggil bosnya di tempat ia bekerja. “Ada apa pak, ada yang bisa saya bantu?” “Jadi begini, saya perhatikan kamu dikantor ini semakin rajin daripada karyawan-karyawan yang lain jadi saya bermaksud untuk mengangkat kamu menjadi koordinator dikantor ini, nanti tugas kamu adalah mengantar para client yang akan melaksanakan kegiatan tour, apa kamu mau” “Oh ia pak, tentu saja saya mau” tanggap Ricko yakin. “Oke, kalu begitu kamu sudah harus mulai bekerja besok hari, karena ada client yang akan memakai jasa tour and travel kita. Mereka akan mengadakan perjalanan ke Manado, dan kamu akan ditemani pak Yanto, karena ia sudah berpengalaman” jelas pak Sudibjo selaku bos di perusahan itu. Sekarang sudah tidak ada lagi beban pikiran yang terkesan berat yang harus dipikirkannya karena kejadian suram itu lama-kelamaan memudar dari dirinya. Ricko mempersiapkan barang-barang yang akan dibawanya mulai dari pakaian, sepatu, koper dan kebutuhan selama beberapa hari lainnya. Ia sudah siap untuk memulaikan pekerjaan baru ketika diangkat sebagai coordinator perusahan. Pagi-pagi itu ia berangkat ke bandara dan segera bertemu dengan client pertamanya. Seorang bapak dan ibu yang kira-kira berumur 52 tahun berdiri di depan rumah makan terkenal yang terletak di depan pintu masuk bandara. Segera mereka menyapa Ricko, mereka mengenalinya dari pakaian yang ia pakai bertuliskan Happy Tour and Travel. Mereka melambaikan tangan dan Ricko segera menuju mereka. “Permisi pak, bu. Apa bapak dan ibu yang bernama bapak Jordan dan Ibu Selly? “ Tanya Ricko dengan sopan. “Oh ia, jadi bagaimana prosedur tournya? “ “Sekarang bapak dan ibu silahkan duduk disini dulu, kita akan menunggu seorang karyawan juga dari perusahan kami untuk bersama-sama dengan kita” “Oh ya, Rafi ayo nak kita sudah mau berangkat” panggil bu Selly kepada anaknya yang sedang membayar sekotak roti ditoko di depan mereka. Setelah menunggu beberapa lama pak Yanto akhirnya datang, bertepatan dengan jam terbang yang tinggal 10 menit. Semua penumpang pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan 48876 segera naik. Tak lama kemudian pesawat segera take of. Semuanya tertidur dan kembali terbangun setelah seorang pramugari menyampaikan bahwa pesawat akan segera melakukan landing. Mereka semua sudah tidak sabar untuk segera mengabiskan liburan di kota yang aman, seperti manado. Tidak pernah terdengar keributan dan kekacauan di kota ini makanya mereka memilih tempat ini untuk dijadiikan tempat berlibur. Ricko dan pak Yanto membawa mereka ke sebuah hotel yang terkenal di kota itu. Waktu-waktu mereka dihabiskan dengan mengunjungi tempat-tempat parawisata. Ketika pada saat melaksanakan pekerjaannya yaitu mengantar mereka ke tempat yang telah dijadwalkan dan memuaskan mereka. Tiba-tiba ada seorang wanita yang membuat Ricko teringat kembali akan masa-masa pilu itu. Sesosok perempuan yang mengingatkannya pada Fanny. Sempat mebuatnya kaget dan segera menghamprinya tanpa rasa malu. “Hai, selamat sore. Boleh kita kenalan? “ sapa Ricko dengan ramah. “Oh ia boleh, nama saya Finny” balasnya. ` Ada rasa menggelitik diri Ricko karena mendengar namanya yang hampir sama dengan mantan pacarnya, sosoknya hampir sama pula. Setelah bercakap begitu lama, Ricko pun tahu bahwa Finny juga datang dari Jokjakarta dimana tempat tinggalnya hanya berkisar 40 km dari rumah Ricko. Dan Ricko juga tahu bahwa ia akan pulang pada tanggal yang sama dengan masa berakhir program tournya. Sungguh kebetulan apalagi ketika Ricko tahu bahwa Finny belum mempunyai pacar dan dalam benaknya ia ingin melamar Finny sebagai pacarnya. Lusa adalah hari ketika mereka akan balik ke Jokjakarta dan sehari sebelum keberangkatan Ricko dan Finny sudah saling berbincang lewat telepon genggam untuk bertemu di bandara dan pulang ke Jokjakarta bersama. Hari untuk kembali sudah di depan mata Ricko sudah tiba di bandara lebih dulu daripada Finny. Setelah beberapa waktu menunggu, disertai rasa tidak enak hati kepada clientnya akhirnya Finny datang juga. “Maaf yah Ric, soalnya tadi aku terjebak macet padahal dikota seperti ini jarang sekali terjadi macet” “Oh, ia tidak apa-apa kok, ayo Fin kita masuk aja tinggal 10 menit lagi tuh pesawatnya take of” Mereka segera masuk dan duduk ditempat yang telah ditentukan, lebih kebetulannya lagi Ricko dan Finny duduk disatu bagian tempat duduk pesawat, mereka duduk bersebelahan. Ricko semakin bersemangat, tentu saja ini merupakan kesempatan yang besar untuk Ricko dalam misinya melamar Finny. Sepertinya berjalan dengan mulus, hanya dalam beberapa waktu di pesawat Ricko telah mengetahui sebagian latar belakang dari Finny melalui perbincangan kecil, padahal mereka baru saja bertemu beberapa waktu yang masih belum lama. Pesawat tiba di Jokjakarta dan pekerjaan pertama Ricko dalam tour and travel pun berhasil. Seiring waktu berjalan hubungan Ricko dan Finny semakin baik, dan keduanya semakin berpikir untuk menuju kehubungan yang lebih serius. Apabila tidak ada halangan Ricko akan melamar Finny akhir bulan yang berjalan ini untuk menikah. Keduanya telah direstui oleh orang tua. 3 TAHUN KEMUDIAN “Fin, aku sudah tidak tahu lagi mau berbuat apa, berbagai cara telah kita usahakan tapi apa? Sampai sekarang ini kita belum mendapatkan keturunan!” Setelah 2 tahun perkawinan Ricko dan Finny belum mendapatkan keturunan, mereka sudah melakukan berbagai cara tetapi semua itu tidak berhasil, program bayi tabung sudah mereka coba tapi semua itu sia-sia, tak berhasil. Mereka sudah terlanjur patah semangat dan hilang harapan. “dukk, pltakk, bfffhh” suara itu sepertinya datang dari kamar bagian atas. Finny segera berlari keatas kamar. “Ric, apa yang kamu lakukan ? “ Tanya Finny tergesa-gesa. “Fin, aku sudah tidak tahu lagi mau berbuat apa!” Semua barang yang berada dikamar itu ditendangnya, karena rasa geramnya. Dan “tukkkk” ada sebuah benda yang jatuh di depan Finny, ia mengambilnya dan berusaha membukanya. Sepertinya barang itu sudah tidak asing lagi bagi Ricko. “Oh, Tuhan ituu…ituu…Finnyyyyyyyyyyyy buang benda itu!!!” teriak Ricko yang suaranya terdengar sampai ke tetangga sebelah. “Memangnya benda apa sih ini?” kata Finny yang agaknya tidak menghiraukan kata-kata Ricko. Karena rasa penasaran dan tidak mau mendengarkan suaminya ia membukanya. Dan terbukalah kotak music pembawa maut itu. Ricko lupa untuk memusnakannya. Jiwa Finny terhembus masuk ke dalamnya. “Toloooonggg….” Teriak Finny “Finny, jangan tinggalkan aku!” Tetapi semua sia-sia Finny sudah tiada. Bulan demi bulan berlalu musibah yang besar juga terjadi Ricko yang terbeban dengan semua itu kini menjadi orang gila, dan tidak waras. Ia hanya tidur di depan pertokoan dan berpakain bolong-bolong. Kedua orang tua mereka juga sangat terbebani dan selalu berusaha membawa Ricko ke rumah sakit jiwa, tetapi sangat sulit untuk merehabilitasinya, ia sering memukuli pasien-pasien lain yang berada di rumah sakit jiwa itu. Kini rumah tempat tinggal Ricko, menurut tetangga dan orang-orang yang lewat sering terdengar suara orang menagis, dan sudah menjadi rumah yang sangat angker. Mungkin karena jiwa istrinya yang tidak tenang.
Teks Cerita PendekMenulis cerpen berdasarkan kehidupan Cerita pendek sering disingkat cerpen merpakan salah satu bentuk karya fiksi dalam bentuk prosa. Unsur –unsur pembentuknya mirip dengan unsur- unsur pembentuk novel .Perbedaan novel dan cerpen dapat dilihat dari segi bentuk , panjang adalah cerita yang pendek, cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk. Sedang novel, cerita panjang karena berjumlah ratusan halaman. Cerpen mempunyai unsur pembentuk; alur, tema, tokoh, latar cerita, sudut pandang. Cerpen mempunyai alur yang padu dibanding novel. Karena bentuknya yang pendek maka cerpen menuntut penceritaan yang bentuk seperti itu justru menampilkan kemampuan mengemukakan secara lebih banyak-secara implisit Burhan Nurgiantoro, 2002; 13.Maka seorang penulis harus memperhatikan unsur - unsur pembentuk tersebut. Selain itu harus memperhatikan keterbatasan jumlah halaman. Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang cukup diminati di kalangan remaja . Mungkin karena bentuknya yang pendek dan dapat ditulis oleh setiap siswa. Yang penting bisa menyusun kalimat dengan baik, punya pengalaman hidup, mampu berimajinasi, dan mau cerpen dapat berdasarkan pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Ini akan menentukan pusat penokohan yang digunakan. JIka berdasarkan pengalaman orang lain maka akan muncul penokohan bentuk diaan. Sedang berdasarkan pengalaman sendiri menggunakan penokohan bentuak akuan. Meskipun cerpen merupakan bentuk karya fiksi- khayalan- , namun cerpen sebenarnya refleksi kehidupan masyarakatnya. Maka sumber ide cerpen sebenarnya adalah kehidupan itu, pengalaman penulis maupun pengalaman orang lain, atau gabungan keduanya. Sebelum menulis cerpen sebaiknya memahami langkah-langkah menulis cerita berikut ini a. Menentukan adalah dasar/ landasan cerita. Tema tidak dapat dilepaskan dengan tujuan atau pesan- pesan yang mau disampaikan penulis kepad pembaca. b. Mengumpulkan data- data , keterangan, informasi, dokumen yang terkait dengan peristiwa yang menajdi sumber inspirasi cerita. Misalnya , berita di surat kabar, foto, Menentukan garis besar alur atau plot cerita, sekalian menciptakan tokoh dan menentukan latar Menetapkan sudut pandang Mengembangkan garis besar cerita menjadi cerita yang Memeriksa ejaan, diksi, dan unsure-unsur lain serta memperbaiki jika terjadi Terimakasih “Yang tidak lulus harus datang juga pukul sepuluh besok, Bu?”Gigih benar anak ini!. Mungkin dia sudah merasa? “Bukankah besok pagi yang diundang orang tua murid?”“Justru itulah, Bu. Bagi orang tua yang putranya lulus tidak masalah. Tetapi, bagi orang tua yang putranya tidak lulus, itu orang tua satu kelas tahu, meskipun tidak dibacakan. Kasihan kan ,Bu?” Pintar anak ini!. Dia menggiringku untuk menyebut nama. Maafkan Ibu, Nak. Mungkin dia tahu bahwa siswa yang tidak lulus akan dikunjungi pihak sekolah malam ini. Dia ingin memastikan bahwa malam ini tidak ada bapak atau ibu guru yang akan berkunjung ke rumahnya. Berarti dia lulus.“Jadi, bagaimana ,Bu?” desaknya. NaiukiKutipan dia atas berasal dari cerpen berjudul Terimakasih karangan Naiuki. Yang dikisahkan oleh pencerita adalah seoarang anak yang tidak lulus ujian. Pengalaman anak yang tidak lulus dan gelisah menunggu pengumuman ini bisa menjadi inspirasi yang menarik untuk menulis sebuah ceriya. Namun,alur dalam cerita di atas tidak sepenuhnya itu menggunakan sudut pandang dia terbatas karena ada tokoh aku pencerita. tagsteks cerita pendekpengertian teks cerita pendekcontoh teks cerita pendektujuan teks cerita pendekstruktur teks cerita pendekkaidah dan ciri kebahasaan teks cerita pendek
cerpen berdasarkan pengalaman orang lain