Kliniklaktasi siap membantu Anda mencarikan solusi untuk masalah menyusui Anda. Di klinik in, Anda juga bisa sharing pengalaman dengan ibu-ibu lain tentang menyusui, yang pasti menambah pengetahuan Anda dalam memberikan ASI bagi si kecil. RS St. Carolus Jakarta RS St. Carolus Jakarta adalah salah satu rumah sakit yang sangat mendukung Liputan6com, Jakarta Para ibu sepakat bahwa ASI dapat memberikan nutrisi optimal untuk bayi. Oleh karena itu, bagi bayi yang baru lahir sangat dianjurkan untuk menerima ASI. Bahkan ASI eksklusif disarankan untuk diberikan sejak enam bulan pertama kelahiran. Setelah enam bulan, bayi baru bisa diberikan makanan pendamping ASI. Namun di masa pandemi, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada bayi Ibuyang gagal dalam proses relaktasi terjadi karena frustasi ASI sedikit (43% ), kelelahan berhasil dalam proses relaktasi. Dari hasil penelitiannya, dapat disimpulkan bahwa dari usia bayi dan pengalaman menyusui. Faktor ibu terdiri dari Pengetahuan Relaktasi, motivasi ibu, stimulasi bayi, Spreadthe loveRELAKTASI, Bila Akan Kembali Memberi ASI Yang Sempat Terhenti. Anak-anak yang sempat terhenti untuk mendapat ASI bisa mendapatkan ASI kembali. Karena ternyata produksi ASI dari seorang ibu dapat diaktifkan kembali. Jika ibu tersebut memutuskan kembali menyusui anaknya setelah berhenti menyusui sama sekali beberapa lama, ini disebut dengan relaktasi atau kembali menyusui Denganusia bayi Z yang berusia 4 bulan 25 hari, bayi yang sudah aktif berguling, tengkurap dan sudah mengenali lingkungan sekitar sehingga mudah terdistraksi merupakan suatu tantangan tersendiri untuk menjalankan proses relaktasi namun dengan semangat dari ibu, ayah dan dukungan dari tenaga medis yang membantu menjadikan proses relaktasi berhasil. Exclusivepumping adalah metode pemberian ASI dengan cara memerah ASI dan tidak menyusui langsung. Metode ini dilakukan oleh mama yang sulit menyusui langsung namun tetap ingin memberikan ASI. "Eping adalah alternatif terakhir setelah usaha terbaik yang seorang mama bisa lakukan ketika pemberian ASI secara langsung tidak berhasil," tambah Wahyu. Relaktasidapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan berhasil. Setelah membaca-baca mengenai relaktasi, saya dan suami pun sepakat untuk mempraktekannya. akhirnyarelaktasi saya gagal :( tidak tahu saya yang kurang berusaha atau udah jalannya, usaha yang saya lakukan minum lactaman, tea menyusui, massage, makan banyak sayur dan buah nah yang ini mungkin kurang maksimal. jadi total waktu saya 2 bulan akhirnya saya berhenti minum obat dan minum tea.sbenarnya ukuran waktu tidak bisa jadi dasar bisa sampai lebih lama, ada yang bilang tergantung berapa lama anda berhenti menyusui ( bagi yang pernah menyusui)oya bulan2 pertama relaktasi saya juga Bagiibu-ibu lain yang ingin dan sedang melakukan relaktasi, saya kirimkan salam senyum dan semangat. Insya Allah kalian pun bisa berhasil. Yang penting usaha, urusan hasil hanya milik Allah. Do the best, and let Allah do the rest :) Semoga Allah selalu merahmati dan menuntun saya menjadi seorang istri dan ibu yang baik. Tak lupa saya Sayamasih percaya bahwa apalah arti se mangkok daun katuk, se panci teh (yang katanya) pelancar ASI, se gallon mama soya, dan se toplles cookies ASI jika gak rajin menyusui langsung dan atau pumping. Diluar sana banyak busui yang berhasil memberi ASI sampe 2 tahun tanpa booster ASI apapun. Prinsip pengeluaran ASI adalah tergantung permintaan. Pengalamannegatif terhadap proses menyusui membuat S terserang depresi. Ia menyalahkan diri sendiri atas ketidakmampuan menyusui, berpikir bahwa dirinya tidak berusaha cukup keras, dan telah gagal menjadi ibu. Untungnya 3 bulan setelahnya ia berhasil relaktasi dengan bantuan konselor laktasi. Ibuyang baru melahirkan pertama kali biasanya memiliki lebih sedikit pengalaman menyusui, sehingga lebih berpotensi memberikan makanan pralaktasi. Jika relaktasi berhasil, ibu dapat kembali Bingungputing dapat menyebabkan bayi tidak dapat mengonsumsi ASI secara langsung, makanya diperlukan relaktasi. Babyo App Social Platform dedicated for Pregnant Women and Young Parents in Indonesia PengalamanRelaktasi. Sejak hamil Saya sudah mengumpulkan banyak ilmu seputar per-ASI-an. Saya pahami dan yakini kalau anak kami bisa mendapatkan ASIX sampai 2 tahun, kami pun sudah menyiapkan segala peralatan perangnya, botol kaca dan plastik ASIP sudah distok sangat banyak, pompa ASI, Cooler Bag, Ice Pack, bahkankami juga mengganti kulkas 1 pintu kami dengan kulkas 2 pintu Karenasetelah jalan-jalan di blog ibu-ibu yang berhasil relaktasinya, mereka percaya pada dokter tersebut tanpa bingung karena second opinion seperti pengalaman saya. Hehe. Semoga berhasil ya bagi yang ingin relaktasi. :) Pengalaman ini yang paling wow dibanding cerita hamil dan melahirkannya. hihi. masih was was wajarlah ya namanya juga bV4U. Menyusui adalah hal yang didambakan oleh hampir semua ibu. Namun, pada kenyataannya tidak semua ibu bisa menyusui anaknya. Ada yang hanya bisa menyusui sebentar, ada juga yang memulai relaktasi setelah sempat berhenti menyusui.“Aku mau anakku untuk menyusui langsung atau direct breastfeeding,” ucap salah satu anggota Orami Newborn, Diana Sari 27 ketika ditanya alasan melakukan itu, keinginan relaktasi juga diperkuat karena anaknya terlahir premature otomatis terpisah dalam perawatan dan rumah sakit mengajarinya untuk pemberian ASI adalah dot. Sehingga, ia pun bertekad untuk memperbaiki bonding dengan Si Kecil yang sempat hilang selama dua bulan awal apa itu relaktasi? Dilansir dari centers for disease control and prevention, relaktasi adalah proses di mana orang tua membangun kembali laktasi setelah berhenti untuk beberapa waktu minggu atau bulan. Relaktasi juga dapat diterapkan pada orang tua yang sebelumnya menyusui atau menyusui anak kandung dan sekarang ingin membuat susu untuk anak angkat, anak pasangan, atau anak yang dilahirkan oleh ibu Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Relaktasi dapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan Melakukan RelaktasiSaat Moms memulai kembali perjalanan dengan relaktasi, penting memahami bahwa semua orang berbeda dan menanggapi upaya relaktasi pun dengan tingkat kesuksesan yang berbeda. Bahkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan relaktasi yaitu1. Persiapkan MentalFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockSebaiknya, Moms mendiskusikan terlebih dulu alasan-alasan yang memutuskan relaktasi, beritahu Dads dan ajaklah keluarga untuk membantu Moms mempersiapkan mentalBersiap-siaplah untuk menghadapi stres yang mungkin akan Moms alami selama minggu-minggu pertama dimulainya masa relaktasi. Ada kemungkinan bayi menolak menyusu langsung dari payudara Moms, atau bayi akan lebih banyak menangis karena merasa frustasi dengan sedikitnya ASI yang mulai dukungan mental dari orang-orang terdekat di sekitar Moms, selain suami dan keluarga. Misalnya, dokter, konsultan laktasi ataupun teman Moms yang pernah berhasil melakukan kegiatan mindset Moms. Sama halnya dengan ketika pertama kali mulai menyusui setelah melahirkan bayi Moms, confidence kepercayaan diri dan commitment komitmen adalah kunci utama keberhasilan program bahwa Moms akan mampu untuk memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, dan walaupun awalnya terasa sangat sulit, namun Moms yakin bahwa perjuangan Moms akan membuahkan hasil yang manis, yaitu Air Susu Lakukan Persiapan AwalFoto Relaktasi Foto ShutterstockFoto Orami Photo StockJika Moms dan Dads telah dengan mantap memutuskan untuk melakukan relaktasi, berikut adalah persiapan awal yang dapat Moms lakukanPastikan Moms cukup makan dan minumMulai meningkatkan konsumsi protein dan cairan ke dalam menu makan Moms sehari-hari untuk membantu mempercepat tubuh dalam memproduksi obat kepada dokter Minta obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi ASI, atau mulai mengonsumsi jamu ataupun jenis makanan lainnya yang dipercaya dapat meningkatkan produksi beristirahatMulailah mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa Moms delegasikan, karena Moms akan menghabiskan hampir seluruh waktu Moms bersama bayi Moms selama minggu-minggu pertama program jadwal kegiatan Moms diluar rumah, dalam minggu-minggu pertama masa relaktasi sedapat mungkin Moms menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama bayi skin to skin contact dengan bayi MomsTidurlah bersamanya baik pada malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah buah hati Moms sesering mungkin. Katakan kepadanya bahwa Moms sangat mencintainya, dan Moms ingin memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, yaitu Juga Cara Mensterilkan Dot Bayi dan Botol Susu yang BenarSebisanya mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi Moms dikerjakan oleh Moms sendiri. Memandikan, menggantikan popok, menidurkan dan mengajaknya memposisikan bayi pada payudara Moms. Cobalah dengan berbagai cara untuk menemukan kembali posisi yang paling nyaman ketika Moms mulai Atur Waktu untuk RelaktasiFoto Relaktasi Orami Photo StockBerapa lama relaktasi bisa berhasil dilakukan? Tiap tubuh bereaksi berbeda terhadap upaya relaktasi. Namun, Moms dapat melihat beberapa hasil awal dalam waktu sekitar 2 minggu setelah mencoba. Beberapa ahli percaya bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berhubungan sama dengan berapa lama sejak Moms disapih dari bukunya, Breastfeeding Answers Made Simple, Nancy Mohrbacher, IBCLC, menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang ada, relaktasi penuh rata-rata membutuhkan waktu sekitar 1 bulan bagi kebanyakan Melakukan RelaktasiFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockBerikut ini beberapa tips melakukan relaktasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia1. Bila Bayi Mau MenyusuSusuilah bayi sesering mungkin setiap 1 jam, paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam. Gunakan kedua payudara, minimal 10-15 menit setiap payudara pada satu kesempatan menyusui. Pastikan posisi dan pelekatan bayi pada payudara adalah asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi minimal 6 kali atau lebih dari sehari. Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Metode finger yaitu memasukkan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi, biasanya digunakan untuk meningkatkan reflex menghisap awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula, dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana sisi yang satu lagi di tempelkan pada dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saat bayi menyusu pada payudara drip drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing Trainer System Lact- id International Supplemental Nursing System Medela juga dapat Bila Bayi Tidak Mau MenyusuPastikan Si Kecil dalam keadaan sehat. Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mungkin dengan menggunakan metode kangguru. Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-20 menit, 8-12 kali sehari. Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu dan gunakan alat bantu seperti menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Monitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari. Lakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman untuk ibu dan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan seimbang. Penggunaan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI lactogogues/galactogogue mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil melakukan relaktasiBaca Juga Cara Memandikan Bayi Baru Lahir, Panduan untuk Ibu BaruTips Meningkatkan Produksi ASI saat RelaktasiFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockMeskipun Moms mungkin pernah mendengar dari ibu-ibu lain yang bersumpah bahwa mereka meningkatkan produksi ASI dengan makan oatmeal setiap hari atau menyesap teh fenugreek, hanya ada sedikit bukti berkualitas tinggi di luar sana yang membuktikan bahwa makanan ini benar-benar adalah lima makanan untuk meningkatkan suplai ASI saat relaktasi1. Konsumsi FenugreekRamuan ini sering dikonsumsi dalam bentuk teh. Diperkirakan mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat membantu meningkatkan produksi umumnya dianggap aman untuk wanita menyusui, tetapi tanyakan kepada dokter atau konsultan laktasi Anda sebelum meminumnya, karena ini bukan untuk semua orang seperti wanita dengan riwayat kanker sensitif hormon dan dapat menyebabkan efek Konsumsi Biji AdasBiji adas yang renyah dan beraroma licorice sering kali muncul dalam apa yang disebut kue laktasi karena dianggap mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat meningkatkan suplai penelitian kecil menemukan bahwa konsumsi biji adas memang meningkatkan suplai ASI, serta menambah berat badan bayi. Tetapi penelitian lain belum menemukan manfaat apa Konsumsi Daging dan Unggas tanpa LemakSemua makanan ini kaya zat besi, yang merupakan kunci suplai susu. Tetapi tidak ada penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging dan peningkatan produksi susu ketika dengan konsultan laktasi atau dokter spesialis menyusui sangat penting saat Moms menangani relaktasi. Para profesional ini akan dapat memberikan tip kepada Moms berdasarkan riwayat kesehatan dan menyusui Moms Juga 9 Rekomendasi ASI Booster untuk Melancarkan Produksi ASIPenting juga bagi Moms untuk tetap berhubungan dengan dokter anak Moms. Moms ingin memastikan Si Kecil terus tumbuh saat Moms beralih dari susu penting untuk memiliki sistem pendukung emosional saat Moms mencoba berhubungan dengan Si Kecil. Moms dapat menghubungi organisasi sukarelawan menyusui untuk mendapatkan dukungan dan kemungkinan terhubung dengan ibu lokal lain yang telah relaktasi. Moms juga mungkin dapat menemukan ibu daring yang telah melakukan ini, ada begitu banyak kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang yang senasib dengan Moms. Mereka dapat menyemangati Moms dan membuat Moms merasa tidak terlalu sendirian. Semangat relaktasi! Ini karena bayi masih kesulitan untuk melekat pada payudara dan butuh bantuan tenaga kesehatan. Ibu tidak perlu khawatir akan hal ini. Susui bayi sesering mungkin agar ia terlatih dan terbiasa menyusu secara langsung. 2. Usia bayi Induksi laktasi akan lebih mudah ibu lakukan saat bayi baru lahir sampai usianya kurang dari 8 minggu. Pasalnya, saat usia bayi masih sangat muda, ia melatih diri untuk lebih dekat dengan ibunya sehingga pembiasaan menyusu dari payudara ibu lebih mudah. 3. Kondisi payudara ibu Induksi laktasi bisa berjalan dengan tidak lancar bila ada infeksi, luka, atau bentuk puting payudara ibu yang rata flat nipple. Namun, bukan berarti ibu tidak bisa menyusui bayi secara langsung. Ibu bisa menyembuhkan infeksi atau perawatan puting payudara terlebih dahulu dengan konselor laktasi. Seiring berjalannya waktu, ibu bisa menyusui si kecil kembali. 4. Kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi Mencoba menyusui bayi yang bukan dari dalam kandungan sendiri, mungkin membuat perasaan ibu kurang dekat. Namun, kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi juga bisa memengaruhi keberhasilan induksi laktasi. Meski bukan anak kandung, bila ibu memberikan rasa kasih sayang terhadap bayi, ia akan merasakan hal yang sama. Si Kecil akan merasa ibu sangat menyayangi dan membutuhkannya. 5. Rutin melakukan skin-to-skin Kontak kulit dengan bayi skin-to-skin meski tidak sedang menyusu bisa meningkatkan keberhasilan induksi laktasi. Anda bisa mencoba metode kangguru dengan menempatkan bayi di atas dada, lalu tidur bersama. Lakukan ini saat siang atau malam hari, dekap tubuh si Kecil agar bayi merasa nyaman dan aman dekat Anda. Hal yang perlu dilakukan jika induksi laktasi tidak berhasil Mungkin Anda merasa kecewa saat semua usaha untuk menyusui bayi secara langsung sudah dilakukan,tetapi tidak ada yang berhasil. Hindari memaksa bayi untuk menyusu karena akan membuatnya trauma dan tidak nyaman. Anda bisa mencari donor ASI atau memberikan susu formula pada bayi dengan alat bantu. Mengutip dari IDAI, ibu bisa menggunakan alat bantu berupa pipa nasogastrik selang NGT. Lalu, sisi lainnya bisa ibu tempelkan di payudara. Ibu bisa mengontrol aliran susu dengan menaikkan dan merendahkan cangkir saat bayi menyusu. Sebenarnya, produksi ASI yang Anda hasilkan dari induksi laktasi mungkin tidak sebanyak ibu yang mengalami kehamilan. Ini karena ibu yang melakukan induksi laktasi tidak mendapat pengaruh hormon kehamilan. Namun, ibu tetap bisa rutin memerah ASI dan menyusui si Kecil untuk mendapat hasil yang cukup. Tidak perlu berkecil hati bila produksi ASI terasa sedikit, ibu masih bisa memberikan gizi dan nutrisi bayi dari donor ASI atau susu formula. Hasil pertemuan pertama saya dengan konselor laktasi tanggal 30 September 2015 adalah saya diarahkan untuk relaktasi. Kali ini cerita bagian pertama pengalaman relaktasi saya, sejak awal relaktasi hingga Akas berusia 6 bulan. Relaktasi saya tidak berhasil dalam waktu singkat, makanya ceritanya jadi panjang lagi, Perjalanan ASI Akas 3 Mencari Konselor Laktasi, dari Bukittinggi hingga BalikpapanOia sebenarnya konselor laktasi saya, dr. N, tidak pernah menyebut kata relaktasi, beliau bilangnya Relaktasi dan SuplementasiPengalaman Memulai Relaktasi7 Oktober 2015, Konsultasi Kedua21 Oktober 2015, Konsultasi Ketiga Akas 4 Bulan28 Oktober 2015, Konsultasi Keempat17 November 2015, Konsultasi Kelima Akas 5 Bulan30 November 2015, Mencoba Konsultasi ke Dokter LainTentang Relaktasi dan SuplementasiDulu saya menyimpulkan makna relaktasi dari arti harfiah aja. Relaktasi = menyusui kembali. Jadi artinya usaha untuk menyusui kembali setelah sebelumnya ibu berhenti menyusui. Berhenti menyusui penyebabnya bisa macam-macam, misal bayi tidak mau lagi menyusu karena bingung puting, ibu dalam pengobatan yang mana obatnya tidak aman untuk bayi, teman saya pernah memberikan link blog dr. Maharani ini. Hanya saja saat itu saya merasa itu bukan solusi yang tepat untuk saya, karena saya selalu menyusui Akas setiap hari. Saya juga ga merasa Akas bingung puting. Di sisi lain saya ga tahu di mana bisa mendapatkan peralatan yang saat dr. N mengajarkan suplementasi saya ga surprise lagi, kan sebelumnya sudah pernah baca. Tapi saya jadi lebih ngerti praktiknya karena langsung dicobakan di saya baru tahu bahwa buat ibu-ibu seperti saya yang masih menyusui tapi bayinya juga minum sufor, lalu ingin berhenti ngasih sufor, juga termasuk Perjalanan ASI Akas 1 Saya Gagal Memberikan ASI EksklusifLalu apa bedanya dengan suplementasi? Ada artikel ini yang bahas, tapi dulu saya agak bingung juga memahaminya. Sekarang saya ambil kesimpulan sendiri aja relaktasi itu ikhtiarnya secara keseluruhan, suplementasi ini teknisnya menggunakan lactation aid.Suplementasi yang diajarkan dr. N sedikit berbeda dengan yang dijelaskan di tulisan dr. N menggunakan nasogatric tube NGT/feeding tube/sonde dengan panjang 100 cm, bukan 40 cm. Nomornya sih sama, juga. Kata dr. N biar alirannya lebih panjang sehingga bayi bisa lebih lama menghisap payudara N ngajarinnya ga perlu pake spuit untuk wadah ASIP/sufornya, cukup masukkan saja ujung NGT-nya itu ke susu dalam botol/gelas. Lebih praktis dan hemat sih rasanya. Saya belakangan pilih pakai botol dan dot, ujung dot saya gunting untuk memasukkan N tidak menyebutkan plester untuk melekatkan NGT di areola, cukup diselipkan aja di sudut mulut bayi saat menyusu. Belakangan saya pake selotip juga untuk nempelin NGT di dada, biar NGT-nya ga gerak-gerak aja sih, itupun selotip biasa aja, hemat, N meresepkan saya Domperidone dengan dosis 3×1 tablet, bukan 3×3 tablet. Tampaknya dr. N kasih saya dosis rendah dulu karena melihat jumlah sufor yang diminum Akas saat itu tidak terlalu banyak, yakni 3×90 mL/ jadinya begini dari pengalaman relaktasi ngikutin prinsip fisika sederhana aja susu di botol ngalir jika bayi menghisap, jika ingin aliran susu lebih deras maka tinggikan posisi botolnya, dan jika ingin alirannya lebih lambat maka rendahkan posisi pengalaman relaktasi dengan memakai suplementasi ini penuh tantangan. Saya masih belum bisa nyiapin susu dan masang NGT-nya sendiri sambil gendong Akas, jadi saya mesti dibantu. Masih belum cekatan juga. Trus kalo Akas udah nangis-nangis, Akas menolak mengisap payudara saya, sementara biar sufornya ngalir Akas mesti mengisap dulu. Jadi saya akali aja dengan ngasih sufornya dulu dengan sendok, sambil coba disodori payudara. Intinya dia mesti dapat susu hal baru ini juga bukan bebas komentar. Saat Akas udah nangis-nangis, dibilang Akas ga bakal mau, kasih sufor pakai dot aja lah. Fyuuuh. Saya udah bertekad kuat untuk stop dosis sufornya sendiri, awalnya saya coba bikin 60 mL untuk sekali nyusu, tapi begitu sufornya habis, Akas masih nangis kenceng. Akhirnya saya pake dosis 90 mL aja kalo 60 mL rasanya kurang. Dan berhubung tiap lapar saya maunya Akas nyusu ke saya, hampir tiap kali menyusui saya pakai suplementasi. Alhasil konsumsi sufornya jadi lebih banyak daripada biasanya, bisa total >400 mL/ juga sih konsumsi sufornya jadi banyak. Tapi dipikir-pikir, biarin aja lah. Tujuan utama saya di awal ini adalah supaya Akas ga nolak nyusu ke saya dalam kondisi terus mencoba, antisipasi supaya perlengkapan suplementasinya siap sebelum Akas nangis-nangis. Alhamdulillah dalam 1 minggu pertama, tujuan saya tercapai. Akas ga pernah nolak nyusu ke saya lagi. Penggunaan dot sudah stop total. Saat bepergian pun saya memilih untuk bawa-bawa boto susu dan NGT itu ketimbang ngasih Akas sufor pakai Oktober 2015, Konsultasi Kedua1 minggu setelah konsultasi pertama itu saya diminta untuk kontrol. Saya ceritakan pengalaman relaktasi saya seminggu ini, bahwa konsumsi sufor jadi bertambah tapi Akas udah ga nolak nyusu sama juga bilang saya merasa isapan Akas ga gitu kuat lagi ke saya. dr. N pun mengecek dengan memasukkan jari beliau pake sarung tangan karet steril tentunya ke mulut Akas dan merasakan seperti apa Akas mengenyot. Katanya sih isapannya masih bagus. Memang masih ada sisa-sisa kebiasaan pake dot, di mana lidahnya diam menunggu susunya ngalir kalo menyusu ke payudara lidah bayi mesti aktif bergerak, tapi ga masalah. Mungkin di saya isapannya ga kerasa kuat karena posisinya udah dosis Domperidone saya dinaikkan jadi pagi-siang-malam 1-2-2 karena tampaknya sebelumnya masih belum bisa ngejar produksi ASI-nya. Saya juga disuruh untuk perlahan-lahan ngurangin sufornya. Saat itu saya minta kontak pribadi dr. N juga biar saya bisa nanya ke beliau sewaktu-waktu. Konsultasi berikutnya dijadwalkan 2 minggu lagi, sekalian pas kontrol bulanan dan imunisasi 2 minggu tersebut, dosis sufor perlahan-lahan bisa dikurangi, hingga bisa maksimal 330 mL/hari. Di samping itu kalau memungkinkan, saya sempatkan untuk memompa ASI 1x di tengah yang bilang sih selama relaktasi janganlah memompa ASI dulu, fokuslah memberikan ASI dengan menyusui secara langsung. Tapi saya pikir di kondisi saya saat itu mending dipompa aja. Akas soalnya tidurnya udah teratur, tidur jam 9 malam, kalau pulas bisa baru kebangun lagi sekitar jam 2 pagi. Di antara jam-jam tersebut rasanya mending ASI-nya dipompa biar payudara saya sempat dikosongkan setelah 2-3 jam pompaan tengah malam itu pun ga banyak. Biasanya dapet 30 mL, udah dari kedua payudara. Tapi alhamdulillah ya, disyukuri Oktober 2015, Konsultasi Ketiga Akas 4 BulanHari itu saya kembali datang ke dr. N untuk konsultasi sekalian kontrol dan imunisasi karena Akas sudah berusia 4 bulan. Berat badan Akas saat itu kg, naik 700 gram dari catatan bulan pengalaman relaktasi, saya laporkan progresnya seperti biasa. dr. N menggarisbawahi bahwa konsumsi sufor yang terus berkurang menandakan ASI saya udah bertambah, tapi mungkin memang masih belum bisa mengejar kebutuhan Akas. Saya mesti rileks lagi dan lebih Domperidone saya dinaikkan lagi jadi pagi-siang-malam 2-2-2. Saya juga tetap lanjut suplementasi sambil terus perlahan ngurangin sufornya, usahakan sehari maksimal cuma 250-275 dari konsultasi ini, konsumsi sufor Akas bisa dikurangi hingga maksimal 240 mL sehari. Buat saya ini kemajuan yang luar biasa. Saya lapor ke dr. N via wa, lalu beliau menyarankan selanjutnya untuk mencoba mengurangi ke 200-250 mL konsultasi di RS waktu itu, saya ga nanya kapan kontrol berikutnya. Saya kira bulan depan aja pas kontrol bulanan Akas. Tapi pas chat di wa, dr. N nanya kapan kontrol lagi, dan akhirnya saya disuruh kontrol 1 minggu Oktober 2015, Konsultasi KeempatSaya kembali ke dr. N sesuai saran beliau. Progresnya, konsumsi sufor sempat turun ke 240 mL/hari, tapi entah kenapa sehari sebelum konsultasi ini jumlah sufornya naik lagi hingga 270 mL/ badan Akas turun 100 gram dari catatan minggu lalu, jadi kg. Saya bingung. dr. N bilang ga masalah, mungkin masalah di timbangannya atau pakaian dan diaper yang bikin beda. Maklum lah nimbangnya dalam kondisi berpakaian lengkap, ga tau diaper isinya berapa demikian, mendengar beratnya dalam seminggu turun, atau anggap lah tetap, bukan naik, saya jadi khawatir. dr. N padahal udah bilang ga apa-apa tapi tetap aja saya kepikiran. Ditambah lagi saya sempat lihat dr. N sedikit mengernyitkan kening pas saya bilang konsumsi sufor naik Domperidone saya dinaikkan lagi jadi pagi-siang-malam 3-2-2. Kata dr. N Domperidone itu sehari maksimal boleh diminum 8 butir, jadi yang saya minum belum dosis konsultasi ini, konsumsi sufor Akas malah makin naik hingga >300 mL/hari. Saya pusing, kenapa ga berkurang sufornya, huhu. Saya wa dr. N, kenapa ya, apa bayi saya emang lagi butuh banyak? Dan kata dr. N, “Bisa bu. Atau ibu yang lagi stres atau sakit jadi produksi ASI-nya turun bu.”Saya ga sakit saat itu. Stres kah? Awalnya saya merasa saya baik-baik aja, ga stres. Tapi begitu diskusi sama suami, suami menilai mungkin saya memang stres karena target pengurangan sufor yang ambisius, yang jadinya justru malah membebani saya. Memang, begitu bisa mencapai angka 240 mL/hari, saya berharap banget bisa segera turun ke <200 mL/hari. Jadilah setiap saat saya dibayang-bayangi angka-angka, sudah berapa mL sufor hari ini? Saya jadi ga rileks. Saya stres. Perjalanan ASI Akas 4 Kenapa ASI Saya Sedikit?Percuma juga denial. Suami nyaranin saya santai aja, ga usah pasang target ambisius lagi. Kalau emang butuh sufornya agak banyak, ya sudah, jangan jadi beban. Sungguh, pengalaman relaktasi ini perjuangan November 2015, Konsultasi Kelima Akas 5 BulanSaat itu Akas sudah hampir berumur 5 bulan. Berat badan Akas kg, cuma naik 100 gram dari catatan saat usianya 4 bulan. Tapi masih dalam batas normal, masih di pita hijau yang sama. Kalau lihat tren berat badan akas di grafik KMS sih idealnya beratnya sekarang bisa mencapai kg. sufor, dalam 3 minggu terakhir saya memang ga berhasil lagi menguranginya ke angka 240 mL/hari, tapi paling tidak angkanya stabil di 300an mL/hari, ga pernah melebihi 400 mL/hari. Sejak suplementasi saya memang selalu mencatat berapa banyak sufor/ASIP yang dikasih ke Akas serta jamnya sehingga lama-lama saya bisa melihat N bilang, dengan sufor yang stabil segitu dan berat badan Akas naik walaupun sedikit, artinya ASI saya udah nambah, tapi memang belum bisa ngejar supaya berat Akas naiknya banyak. Lagi pula di umur segitu katanya memang rada susah ngejar kenaikan berat badan. dr. N bilang kalo saya mau ngejar kenaikan berat badan Akas, pilihannya MPASI dini atau tambah MPASI dini, dari lama saya ga mau, karena selain riskan, saya juga malas nyiapin makanan, haha. Saya juga merasa Akas belum siap untuk makan. dr. N sempat ngecek apakah Akas sudah bisa duduk tegak kalau didudukkan atau minimal berusaha menumpu dengan tangannya sebagai tanda kesiapan makan, tapi ternyata nambah sufor, saya juga merasa berat. Asa gimana gitu, sebelumnya berusaha ngurangin sufor, sekarang malah ditambah. Akhirnya saya ambil jalan tengah aja. Saya ga berusaha ngurangin sufor sebulan ini, tapi juga ga mau nambah, tetap aja pada porsi sekitar 300 mL/hari. Nanti lihat perkembangannya gimana. Lagian kan berat Akas sebenarnya masih wajar, dan sebulan lagi juga udah waktunya November 2015, Mencoba Konsultasi ke Dokter LainUdah 2 bulan pengalaman relaktasi saya, rasanya belum ada progres yang signifikan. Apalagi yang salah? Apalagi yang bisa saya lakukan?Saya pun kepikiran untuk mencoba konsultasi ke dokter lain yang juga di klinik laktasi Siloam Hospital Balikpapan. Niatnya untuk mencari pandangan lain dan mencari tahu apalagi yang bisa saya lakukan untuk meningkatkan produksi ASI saya. Saya merasa refill ASI saya itu lambat. Lumayan kan kalau dapat pencerahan kenyataan ga sesuai harapan. Baru masuk dan tadinya pengen cerita panjang lebar dulu, keburu dipotong oleh dokter yang sepertinya sudah baca catatan medis saya dari dr. N. Saya ditanyai kenapa saya masih memikirkan perkara ASI saya, bukan kah bayi saya sudah akan MPASI? Beda dengan pasiennya sebelumnya yang memiliki bayi masih Sebenarnya lama banget saya berada di ruangan dokter tersebut, lebih lama dari konsultasi saya dengan dr. N. Banyak hal yang beliau jelaskan, mulai dari hitung-hitungan bahwa ASI saya sudah cukup untuk Akas dengan sufor yang cuma 300 mL/hari, tentang kenapa bayi butuh MPASI di usia 6 bulan, tentang kenapa di usia menjelang MPASI berat badan bayi susah naik bahkan pada bayi yang ASI eksklusif sekalipun, dll. Saya sempat minta diajari cara memerah ASI pake tangan, tapi ternyata saya ga juga bilang minum sufor itu ga segitu buruknya, karena sufor itu sudah difortifikasi dengan zat besi, jadi bisa menurunkan risiko terkena ADB dibanding bayi yang ASI eksklusif. Uh, pasti langsung mikir kan, dokter klinik laktasi kok ngomongnya gitu? Saya juga mikir gitu, tapi sekejap kemudian beliau lanjut ngomong, bahwa bukan berarti beliau pro sufor, tapi ya maksudnya biar saya ga stres amat karena bayinya minum Akas dan Screening Anemia Defisiensi Besi ADBSaat saya bertanya, kira-kira apalagi yang bisa saya lakukan untuk meningkatkan produksi ASI, lagi-lagi saya dibilangin kenapa masih aja mikirin soal ASI, ini bayinya udah mau mulai lepas dari ASI, saya mestinya sekarang fokus ke MPASI. Saya mesti berpikiran positif aja sekarang, yakin kalo ASI-nya sadar apa yang dijelaskan panjang lebar oleh dokter tersebut banyak benarnya. Hanya saja saya sedih ga dapat jawaban sesuai harapan saya. Saya juga sampai nangis dan bertanya dalam hati, apa sudah segitu terlambatnya atau udah bukan waktunya lagi untuk mengusahakan ASI yang lebih banyak untuk Akas?–Jujur, pengalaman relaktasi ini sangat saya harapkan sebagai upaya yang memberi hasil signifikan dalam mencapai cita-cita full ASI. Tapi rupanya udah hampir 3 bulan mencoba pun saya belum N pernah bilang kalau saat itu belum berhasil, semoga nanti bisa stop sufor setelah Akas MPASI. Baiklah, semoga. Yang bisa saya lakukan saat itu hanyalah meneruskan ikhtiar saya, jangan pernah yang lagi relaktasi juga? Tetap semangat dan hindari stres ya. 🙂Ada yang punya pengalaman relaktasi? Share yuk. 🙂Salam, Bunda sempat berhenti menyusui bayi dan ingin menyusuinya kembali, memangnya bisa? Bisa, Bunda. Dalam dunia medis, hal ini disebut dengan istilah relaktasi. Bagaimana cara melakukan relaktasi dan berapa lama proses itu dilakukan hingga si kecil bisa menikmati ASI Bunda kembali? Simak penjelasannya di bawah ini, ya. Pengertian Relaktasi Bagi beberapa perempuan, menyusui tidaklah selalu mudah untuk dilakukan. Ada dari mereka yang kemudian berhenti menyusui karena alasan pekerjaan, masalah kecemasan, atau pemulihan pascapersalinan yang sulit. Berita baiknya, apa pun alasan Bunda berhenti menyusui, Anda bisa, kok, menyusui bayi Anda kembali. Kesempatan kedua menyusui ini disebut dengan relaktasi. Secara ilmiah Centers for Disease Control and Prevention CDC menjelaskan relaktasi sebagai proses ketika ibu membangun kembali laktasi payudara menghasilkan ASI setelah berhenti selama beberapa waktu minggu atau bulan. Relaktasi dapat berlaku pada ibu yang sebelumnya pernah menyusui bayinya dan sekarang ingin memberikan ASI kembali kepada anak angkat, bayi dari pasangan yang lain, atau bayi yang dilahirkan oleh ibu pengganti. Tujuan Relaktasi Ada banyak tujuan dari relaktasi, yakni Masalah prosedur medis atau penyakit yang menyebabkan penyapihan lebih awal dari yang diinginkan ibu dan ibu ingin menyusui kembali. Pernah menyusui bayi kandung dan sekarang ingin bisa menyusui untuk bayi angkat atau bayi yang lahir dari ibu pengganti surrogate mother. Ibu nonlahir yang menyusui sebelumnya dan ingin menyuplai pasokan ASI untuk memberi makan bayi lain. Bayi ternyata tidak menoleransi susu formula dan ingin menyusuinya kembali. Berada dalam masa-masa yang tidak pasti, seperti keadaan darurat dari bencana alam atau wabah penyakit sehingga merasa perlu dan aman untuk menyusui bayinya kembali. Faktor yang Memengaruhi Relaktasi Sukses Proses laktasi yang terjadi di awal pascapersalinan saja tidak semuanya berjalan dengan mulus, bagaimana dengan relaktasi? Ya, proses relaktasi memang membutuhkan banyak usaha, waktu hingga kesabaran dan ketekunan, baik bagi ibu yang sebelumnya pernah menyusui bahkan yang belum pernah sama sekali. Dan hasilnya pun pada setiap ibu berbeda. Namun sekali lagi, bukan berarti tidak akan berhasil sama sekali, ya. Melansir laman Healthline, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan relaktasi, yaitu Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan. Ibu dengan bayi dalam rentang 3 hingga 4 bulan biasanya memiliki tingkat keberhasilan tertinggi. Semakin baik persediaan ASI Anda sebelum disapih, semakin mudah untuk membangunnya kembali. Lalu, semakin banyak waktu yang Bunda miliki untuk mencoba menyusui dan memompa, semakin cepat ASI keluar lagi. Sebab, menyusui dan pemompaan yang sering dan efektif adalah faktor fisiologis terpenting untuk relaktasi. Semakin Bunda semangat untuk menyusui bayi, semakin mudah proses relaktasi dilakukan. Semakin Bunda terdidik tentang cara kerja relaktasi, semakin sukses Anda melakukannya. Tak luput, semakin banyak dukungan yang Bunda dapatkan dari keluarga, teman, dan penyedia layanan kesehatan, semakin besar kemungkinan Anda untuk bertahan dan tidak menyerah. Nah, bagaimana, Bunda, apakah Anda memiliki semua faktor sukses di atas? Cara Kerja Relaktasi dan Waktu yang Dibutuhkan Cara kerja relaktasi sebenarnya sama dengan laktasi, yaitu proses penawaran dan permintaan ASI pada yang membutuhkan. Di dalam proses ini diperlukan adanya Stimulasi puting susu Ekstraksi susu Stimulasi puting susu bisa dilakukan dengan memompa menggunakan alat pompa atau tangan, dan/atau menyusui bayi langsung melalui payudara untuk membangun kembali produksi ASI. Penting bagi Bunda untuk menetapkan harapan pribadi yang realistis dalam hal relaktasi ini –mengingat kondisi tiap ibu berbeda. Relaktasi bisa menjadi proses yang sangat memakan waktu. Ditambah lagi, dukungan dari orang sekitar juga sangat memengaruhi motivasi dan dedikasi Bunda terhadap berjalannya proses ini. Ada yang payudaranya sudah memproduksi ASI dalam kurun waktu beberapa hari sejak awal stimulasi puting dimulai, tetapi ada juga yang sampai memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Hal ini juga tergantung pada lamanya jeda Anda menghentikan laktasi hingga kemudian memulai relaktasi kembali. Di sisi lain, reaksi tubuh ibu juga berbeda terhadap upaya relaktasi. Bunda bisa melakukan evaluasi di 2 minggu pertama setelah mencobanya. Beberapa ahli percaya bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berelaktasi kira-kira sama dengan berapa lama sejak Anda menyapih bayi. Penulis buku Breastfeeding Answers Made Simple Nancy Mohrbacher, IBCLC, mengatakan dalam bukunya, rata-rata ibu membutuhkan waktu rata-rata sekitar 1 bulan untuk mendapatkan relaktasi penuh. Cara Relaktasi Paling Efektif Produksi ASI sangat bergantung dari seberapa sering Bunda menyusui. Begitu juga dengan relaktasi, sangat membutuhkan stimulasi yang intens pada payudara Anda. Setiap rangsangan pada payudara –apakah itu ASI yang keluar pertama kali atau bukan– akan memberi tahu tubuh Anda untuk memproduksi lebih banyak ASI. Awalnya mungkin Bunda hanya akan melihat tetesan ASI, tetapi jika Anda terus menyusui atau memompa, Anda akan mulai melihat peningkatan dalam waktu sekitar satu minggu. Sedikit kesabaran Anda akan sangat membantu dalam hal ini. Untuk menginduksi pasokan susu yang optimal, setidaknya Bunda perlu menyusui atau memompa sebanyak 8-12 kali setiap hari atau setiap 2-3 jam, termasuk sekali pada malam hari. Ya, ini memang proses yang panjang, tetapi memang begitulah cara kerjanya. 1. Hand Express atau Pompa ASI Ini adalah salah satu metode paling umum untuk menstimulasi ASI. Dengan cara ini, Anda bisa memompa ASI secara manual dengan tangan ataupun pompa ASI sesering mungkin. Langkah ini dapat merangsang prolaktin, hormon utama untuk produksi ASI. 2. Cara Relaktasi Langsung dari Payudara Melakukan kontak langsung dari kulit-ke-kulit dengan bayi Anda akan merangsang refleks secara alami dan tentu saja mempererat bonding. Anda pun bisa mencoba mandi bersama, kemudian menggendongnya menempel di dekat payudara seperti yang Anda lakukan ketika ia baru saja lahir. 3. Hindari Menggunakan Botol Alih-alih menggunakan botol untuk memberikan ASIP, Bunda bisa menggunakan cup feeder. Langkah ini bisa mencegah si kecil mengalami bingung puting dan membuatnya lupa dengan dotnya, sehingga mau mengisap payudara ibu kembali. 4. Jangan Menggunakan Empeng Tak hanya dot, salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah jangan mendorong anak untuk bergantung pada empeng untuk mendapatkan kenyamanan. Perlu digarisbawahi bahwa langkah utama dan yang paling penting justru melakukan kontak kulit ke kulit dan menyusui adalah cara yang baik menenangkan bayi Anda. 5. Coba Ubah Posisi Menyusui Cobalah posisi baru untuk membantu pelekatan menyusui lebih baik. Cari posisi tepat dan nyaman untuk ibu dan bayi. Jika bayi merasa tidak nyaman dengan posisinya, maka sediakan waktu untuk berdekatan lebih lama. Usahakan selalu berkomunikasi dengan bayi saat melakukannya. Bunda bisa juga, lo, mengajaknya berbicara tentang proses relaktasi yang sedang kalian lalui bersama. 6. Tak Usah Terburu-buru, Bersabarlah Salah satu cara yang tidak boleh disepelekan menganggap bahwa proses ini mudah untuk dilakukan. Jangan berharap proses ini memberikan hasil yang instan. Pasalnya, si kecil bisa saja akan menolak untuk menyusui selama 1-2 minggu sebelum ia kembali terbiasa. Untuk itu, bersabarlah, Bunda. 7. Kontak Konselor Laktasi untuk Tahu Cara Relaktasi Tak perlu ragu untuk meminta bantuan orang lain. Jika merasa memerlukan bantuan praktisi dalam menerapkan langkah-langkah kembali menyusui, tidak ada salahnya jika menghubungi konselor laktasi. 8. Realistik Bergantung pada berapa lama Anda berhenti menyusui, Anda mungkin merasa sulit untuk mendapatkan kembali suplai ASI penuh. Yakinlah bahwa meskipun Anda hanya menghasilkan sedikit, bayi Anda akan mendapat manfaat dari ASI yang dapat Anda berikan, serta waktu yang Anda habiskan untuk berhubungan dekat satu sama lain. Tips Bila Bayi Menyusui Langsung dan Tidak Langsung Jika Bayi Bunda Mau Menyusu Langsung Tawarkan payudara sebelum tidur, setelah tidur siang, setelah mandi, atau selama waktu skin-to-skin. Biarkan bayi menyusu sesering yang mereka inginkan. Pastikan bayi menempel dengan baik, mengambil bagian puting dan areola Bunda dengan baik dan mengisap dengan efektif. Pertimbangkan untuk Bunda mengonsumsi suplemen menyusui untuk membantu merangsang produksi ASI Anda. Habiskan banyak waktu untuk melakukan skin-to-skin dengan bayi. Semakin sering si kecil menempel pada payudara Anda, ini semakin bagus untuk meningkatkan kadar prolaktin yang juga dapat meningkatkan suplai ASI Anda. Cobalah menyusui 8-12 kali sehari, dengan setidaknya dua kali menyusui di malam hari, selama 15 hingga 20 menit per sesi. Isapan bayi Anda lebih efektif untuk membuat hormon Anda memproduksi ASI daripada pompa payudara. Pada awalnya, mengutip laman WebMD, Bunda mungkin perlu menyusui bayi Anda hingga belasan kali sehari termasuk dua sesi malam hari agar ASI Anda mengalir. Cobalah menyusui bayi Anda selama 15 hingga 20 menit setiap kali. Jika Bayi Tidak Mau Menyusu Langsung atau Malas Menyusu Pompa ASI sesering mungkin untuk memastikan Bunda mencapai tujuan merangsang dan mengosongkan payudara setiap 2-3 jam atau lebih. Selesaikan setiap sesi menyusui dengan pemompaan selama 5-10 menit. Ini akan memastikan bahwa payudara Anda benar-benar terkuras, yang pada gilirannya akan membantu merangsang produksi ASI. Melansir laman What to Expect, disarankan agar Bunda mencoba menambahkan dalam sesi pemompaan daya harian, yang meningkatkan suplai ASI Anda dengan meniru menyusui bayi secara berkelompok ini sering terjadi selama percepatan pertumbuhan. Selama satu jam sehari, pompa selama 20 menit, istirahat selama 10, pompa selama 10, istirahat selama 10 dan kemudian pompa selama 10 menit tersisa. Pastikan pompa Anda berfungsi dengan baik. Pertimbangkan untuk menyewa atau membeli pompa ASI seperti yang dimiliki rumah sakit untuk efektivitas maksimum. Pijat area payudara sebelum memompa ASI untuk membantu meningkatkan produksi ASI. Makanan untuk Membantu Relaktasi Untuk menghasilkan ASI yang banyak dan baik, Bunda bisa membantunya dengan mengonsumsi makanan ini. Resep obat dari dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu meningkatkan produksi ASI. Namun, obat ini lebih diperuntukkan jika Bunda mengadopsi bayi dan belum pernah menyusui sebelumnya. Ramuan Fenugreek. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawanya yang mirip estrogen pada fenugreek buah dari tanaman herbal yang mirip semanggi dapat membantu Bunda menghasilkan lebih banyak susu. Fenugreek biasanya dijual dalam bentuk teh. Namun, sangat sedikit penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek samping apa yang mungkin terjadi pada bayi dan ibu perempuan dengan riwayat kanker sensitif hormon tidak bisa mengonsumsi ini. Sebelum Anda mengonsumsi fenugreek atau suplemen lainnya, konsultasikan ini dengan dokter atau konsultan laktasi Anda. Minum banyak air. Havermut. Oatmeal, kandungan utama havermut, merupakan sumber zat besi yang sangat tinggi –setengah cangkir gandum kering memiliki sekitar 2 mg zat besi, atau sekitar 20 persen dari apa yang dibutuhkan ibu menyusui per hari. Biji adas. Biji adas yang renyah dan beraroma licorice sering terkandung dalam kue-kue untuk laktasi. Rempah ini juga mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat meningkatkan suplai ASI. Beberapa penelitian kecil telah menemukan bahwa konsumsi biji adas memang dapat meningkatkan suplai ASI, serta penambahan berat badan bayi. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian skala besar lagi seputar manfaat menyusui dari biji adas ini. Daging dan unggas tanpa lemak yang kaya akan zat besi dan merupakan kunci suplai ASI. Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging dan peningkatan produksi susu. Bawang putih. Tidak banyak penelitian yang mendukung klaim bahwa bawang putih dapat meningkatkan suplai ASI, selain satu penelitian kecil yang menemukan bahwa bayi yang ibunya diberi kapsul bawang putih menyusu 30 persen lebih lama daripada ibu yang menerima plasebo. Galactagogue. Menambahkan galactagogue suatu substansi/obat yang dapat meningkatkan suplai ASI ke dalam makanan, ramuan, atau obat resep apa pun yang Bunda konsumsi katanya dapat membantu meningkatkan suplai ASI. Jangan Anda merasa sendirian saat melakukan ini, Bunda. Sangat penting untuk memiliki sistem pendukung emosional saat Anda mencobanya. Bunda bisa mencari dukungan dari pasangan, keluarga besar, sahabat, atau konselor laktasi. Semua ibu bahkan Anda memiliki peluang besar untuk sukses dalam relaktasi. Tetaplah semangat dan bersabar. Keberhasilan Anda akan menjadi cerita sukses di masa depan, dan tentunya kesehatan optimal bagi buah hati Anda. Artikel diupdate oleh Ester Sondang Artikel ini disadur dari artikel Deepshikha Punj, theAsianparent Singapura Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

pengalaman ibu yang berhasil relaktasi